• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

Pasang Surut Wacana Ekonomi Pasca Pandemi

Administrator  • 2024-05-04 09:33:19

Pasang Surut Wacana Ekonomi Pasca Pandemi Sumber: East Asia Forum

Definisi klasik transformasi ekonomi adalah proses terus-menerus menggerakkan sumber daya manusia (SDM) dan lain-lain dari sektor-sektor yang memiliki produktivitas rendah ke sektor-sektor yang lebih tinggi produktivitasnya (perubahan struktural).

Perkembangannya menjadi semakin kompleks dengan istilah Industri 4.0 atau 5.0 yang tak hanya menggambarkan industri sebagai produsen, tetapi juga sisi permintaan masyarakat sekaligus sisi penawaran atau rantai produksinya.

Sisi permintaan mengikuti pola hierarki Maslow (1943, 1954). Bermula dari sekadar kebutuhan dasar sandang pangan, lalu meluas meningkat ke barang-barang tahan lama (manufaktur), kemudian pekerjaan, pertemanan, dan aktualisasi dengan melakukan perjalanan wisata, aktivitas kuliner, dan lain-lain, yang dapat ditangkap oleh perkembangan sektor jasa.

Bagaimana pola permintaan masyarakat negara-negara berpendapatan tinggi dapat dijadikan sebagai cermin.

Pandemi Covid-19 dan konflik geopolitik merupakan dua elemen penting yang memberikan kejutan (shock) pada pola permintaan di negara-negara maju. Meminjam istilah ekonometrika, pola ini terlihat dari angka Purchasing Manager Index (PMI) yang merupakan bentuk ringkas (reduced-form) dari interaksi antara permintaan masyarakat dan sisi produksinya.

Situasi global

Secara global terjadi pemulihan pascapandemi yang berbeda antara sektor manufaktur dan jasa, yang menandakan perbedaan preferensi masyarakat untuk produk jasa dan barang tahan lama.

Sektor manufaktur global hampir selalu berada di zona kontraksi (di bawah 50). Angka terakhir adalah 48,7 untuk Juni dan Juli 2023. Sementara indeks komposit global yang memasukkan sektor jasa berada di zona ekspansi pada angka 51,7 pada Juli, turun dari 52,7 pada bulan sebelumnya. Ini mengisyaratkan bahwa sektor jasa menjadi penopang pertumbuhan global.

Pertumbuhan ekonomi China sebagai hub manufaktur dunia masih di bawah harapan. Pertumbuhan triwulan II-2023 tercatat 0,8 persen dibandingkan dengan 2,2 persen pada triwulan lalu. Masyarakat tampaknya menahan pengeluarannya dan hanya fokus pada pengeluaran untuk restoran. Permasalahan utama adalah pengangguran usia muda dan pelemahan ekspor.

Pemerintah China berusaha memberikan stimulus untuk mendorong, antara lain, dengan relaksasi peraturan tinggal di kota-kota menengah dan kecil yang sebelumnya cukup ketat. PMI manufaktur Juli kembali turun memasuki zona kontraksi di 49,2, dibandingkan dengan 50,5 pada Juni.

Zona euro masih dapat menghindarkan diri dari resesi dengan mencatat pertumbuhan positif tipis 0,6 persen turun dari 1,1 persen setelah pada triwulan I-2023. Pertumbuhannya masih positif karena terbantu kinerja sektor jasa.

Beruntung PMI sektor jasa masih berada di zona ekspansi di 50,9 pada bulan Juli, turun signifikan dari 52 pada bulan Juni. PMI sektor manufaktur berada jauh di dalam zona kontraksi dengan angka 42,7 pada bulan Juli, memburuk dibandingkan 43,4 pada bulan Juni.

Dari sisi permintaan, perlambatan manufaktur juga terjadi karena penurunan daya beli dan tinggi suku bunga global sehingga terjadi substitusi ke arah jasa, terutama perjalanan untuk relaksasi yang dalam terminologi Maslow mengandung elemen aktualisasi. Tren ini sudah berlangsung di negara-negara maju dan semakin kuat setelah pandemi.

Perlambatan juga terjadi karena harga produk manufaktur dunia naik sebagai akibat fragmentasi rantai pasokan global. Pembatasan ekspor mineral langka germanium dan galium, komponen penting dalam industri cip global yang juga digunakan dalam mobil listrik dan gawai elektronik lain oleh China merupakan konsekuensi dari ketegangan geopolitik perang cip antara China dan AS.

Implikasi bagi Indonesia

Definisi transformasi ekonomi sendiri sudah diperluas sesuai dengan perkembangan zaman. Transformasi ekonomi terjadi juga di dalam sektor yang sama ketika teknik produksi bergeser ke cara yang mempunyai produktivitas lebih tinggi.

Perkembangan baru ini membuat pendekatan lama untuk melihat transformasi ekonomi hanya melalui data produk domestik bruto (PDB), melihat pergeseran porsi sektoral dari sektor pertanian, ke manufaktur dan seterusnya, menjadi problematik. Ini disebabkan transformasi bisa terjadi di dalam sektor, subsektor, atau bahkan produk.

Kuncinya, apakah ada peningkatan produktivitas pada unit observasi mikro, bahkan sampai pada tingkat pabrik, atau unit usaha yang lebih kecil, seperti UMKM. Misal, selain mempunyai lokasi offline untuk menjual produknya, restoran juga melayani permintaan online melalui aplikasi yang diantar melalui kurir in house atau dari kurir luar.

Ada komponen teknologi informasi yang menyebabkan rantai produksi menjadi lebih kompleks. Jika kurir eksternal yang digunakan, apakah ini dapat dicatat sebagai rantai pasok dari subsektor restoran. Dengan kata lain, sektor jasa berpengaruh pada produktivitas di sektor-sektor lain (Findlay dan Pangestu, 2016).

Konsekuensinya, terbuka kemungkinan untuk mengombinasikan beberapa sektor, seperti pertanian, manufaktur, dan jasa dalam satu rantai pasok yang lebih produktif atau efisien.

Sebagai contoh, istilah agribisnis yang merupakan gabungan kegiatan yang fleksibel antara pertanian, manufaktur dan perdagangannya atau pertanian dan perdagangannya, serta R&D (riset dan pengembangan), serta kemungkinan kombinasi yang lain.

Pendekatan ini mengikuti teori pertumbuhan endogen baru ala Romer (1986), yang menunjukkan pengetahuan, teknologi, dan inovasi merupakan sumber pertumbuhan yang akan mendorong lebih jauh lagi transformasi ekonomi untuk menciptakan mesin pertumbuhan baru, sekaligus berpotensi mengubah perilaku masyarakat.

Peran perguruan tinggi Indonesia adalah terlibat dalam rantai penelitian internasional untuk membantu dunia dan memperceppat proses transformasi ekonomi nasional akibat fenomena di atas, baik melalui joint research maupun pertukaran peneliti (sabbatical leave).

Usaha pencarian bahan substitusi mineral langka dan efisiensi penggunaannya dengan konsep reduksi dan daur ulang adalah satu contoh. Ini berhubungan dengan usaha mengganti bahan bakar fosil untuk kebutuhan energi dan mobilitas global dengan materi lain, yang dari penambangan, proses produksi, sampai produk masyarakat tetap ramah lingkungan. Tentunya ini akan mendorong transformasi ekonomi gaya baru di masa depan.

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.