• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

Menimbang Perlu Tidaknya Study Tour

Administrator  • 2024-05-12 17:29:49

Menimbang Perlu Tidaknya Study Tour Pemakaman siswa SMK Lingga Kencana Depok yang jadi korban bus terguling. (foto: dok/ist)

DUNIA Pendidikan Indonesia berduka. Sebuah bus wisata yang ditumpangi siswa SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, mengalami kecelakaan di daerah Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam. Akibatnya, 11 orang meninggal dunia terdiri dari 9 siswa, 1 guru, dan 1 warga lokal. Selain itu, puluhan siswa lainnya mengalami luka-luka.

Tragedi tersebut sudah pasti meninggalkan duka yang mendalam, khususnya bagi keluarga korban. Mereka tentu tak mengira bahwa putra-putri mereka yang akan menggelar perpisahan sekolah dengan berwisata harus berpisah untuk selamanya.

Pertanyaan yang sudah ratusan bahkan mungkin ribuan kali disampaikan oleh para oprang tua siswa adalah, masih perlukah study tour? Cukup relevankah study tour yang butuh banyak biaya dengan apa yang didapat para siswa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu 'debatable' dan tergantung siapa yang menjawab dan dari sudut pandang mana. Karena bagaimanapun, study tour tentu memiliki nilai-nilai positif, namun tidak bisa dikesampingkan begitu saja aspek-aspek negatifnya. Intinya adalah bagaimana study tour yang dilakukan lebih banyak nilai positifnya dengan menekan aspek negative seminimal mungkin.

Kita tentu sepakat bahwa study tour merupakan aspek penting dari pendidikan karena memberikan kesempatan belajar praktis di luar kelas. Dengan kata lain study tour memungkinkan siswa mengalami secara langsung apa yang telah mereka pelajari di kelas dan menerapkannya dalam situasi kehidupan nyata. Karena itu, study tour merupakan sarana pendidikan yang berguna untuk mengubah pengalaman belajar di dalam kelas denga kondisi nyata di luar kelas.

Selain itu, tour study dapat memperkuat materi kelas dan membuatnya lebih menarik bagi siswa. Dengan mengikuti tour study, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan berharga yang tidak dapat diperoleh melalui pembelajaran di kelas tradisional.

Umumnya, kritik yang diarahkan pada kegiatan study tour adalah terkait dengan biaya yang mahal. Ini biasanya kalau objek yang dituju berjarak jauh. Misalnya siswa sebuah sekolah di Jawa Tengah, mengadakan study tour ke pulau Bali, hanya karena sebelum-sebelumnya juga ke sana. Mungkin saja itu merupakan keinginan sejumlah siswa, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa itu merupakan keinginan para guru. Bukankah guru tidak dibebani biaya kalau ikut study tour?

Cukup sering kita mendengar cerita seorang siswa yang tidak bisa ikut study tour, karena orang tua mereka tidak memiliki biaya yang cukup untuk dibayarkan. Kalaupun itu diantisipasi dengan menabung lebih dulu, seringkali saat hendak berangkat siswa tersebut tidak memiliki uang saku untuk bekal saat study tour. Akhirnya tidak ikut berangkat, sementara uang yang sudah ditabung tidak bisa diambil lagi, dengan alasan sudah dibayarkan ke biro perjalanan. Tentu akan membuat sedih anak tersebut dan juga orang tuanya.

Untuk mengeliminasi dampak negatif tersebut, pihak sekolah harus bijak dalam memutuskan apakah perlu ada study tour atau tidak? Kalaupun diadakan, apakah tidak memberatkan siswa? Lalu, objek wisata mana yang akan dituju? Bagaimana dengan kondisi cuaca rute menuju lokasi, serta biro perjalanan mana yang akan digunakan. Sebab dalam kasus yang menimpa siswa SMK Lingga Kencana Depok, penyebabnya diduga karena bus mengalami rem blong, sehingga lajunya tak terkendali, hingga akhirnya terguling dan korban pun berjatuhan.

Karena itu dalam menentukan perlu tidaknya study tour, tidak hanya berpatokan pada faktor internal seperti apakah ada siswa yang keberatan dengan biaya, lokasi mana yang akan dituju sesuai dengan anggaran yang ada, atau sejauh mana pentingnya study tour itu bagai pembelajaran para siswa. Pihak sekolah juga perlu mempertimbangkan baik-baik biro perjalanan mana yang akan digunakan? Tentunya berdasarkan track-record untuk keamanan dan kenyamanan.

Jadi, meneliti dan mengidentifikasi potensi hambatan sebelum study tour dapat membantu pihak sekolah mempersiapkan dan menemukan solusi untuk memutuskan perlu tidaknya dilakukan study tour. (nm)

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.