• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

Kemana Muara Suara Pemilih NU

Administrator  • 2024-05-06 09:52:00

Kemana Muara Suara Pemilih NU Sumber: Republika

Menyoal basis dukungan dari pemilih nahdliyin memiliki jumlah yang besar dan akan menjadi rebutan setiap kontestan di pemilu. Pertanyaannya kemana suara mereka berlabuh?

Kembali pada perkiraan awal bahwa suara warga Nahdlatul Ulama akan menjadi elemen penting dalam pemilihan umum tahun depan. Selain karena jumlahnya besar, distribusi pilihan dari warga nahdliyin yang menyebar menjadi potensi bagi siapa pun untuk berebut dukungan dari pemilih kalangan Islam tradisional ini.

Hasil survei Litbang Kompas Mei 2023 menyebutkan, 61,7 persen responden mengaku sebagai warga nahdliyin. Dari sisi jumlah yang besar ini sedikit banyak juga menjadi gambaran bagaimana arah pemilih di pemilihan umum nanti.

Setidaknya dari lima survei terakhir yang digelar, ada pola yang sama antara pilihan responden secara umum dan kelompok responden dari latar belakang NU ini.

Di kelompok responden secara umum, pilihan terhadap partai politik menghasilkan empat partai politik selalu berada di papan atas, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrat. Hal yang sama juga ditemui pada kelompok responden NU.

Di survei Litbang Kompas periode Mei 2023, pemilih dari kalangan NU lebih banyak menjatuhkan pilihan ke PDI-P dengan 22,6 persen. Angka ini sedikit naik dibandingkan survei Januari 2023. Kenaikan dukungan dari responden warga NU juga diraih oleh Partai Gerindra di mana ada kenaikan sekitar 8 persen dibandingkan survei sebelumnya.

Pada survei Mei 2023, Gerindra mendapatkan sumbangan elektoral dari pemilih NU mencapai 19,6 persen dari sebelumnya di survei Januari 2023 berada di angka 11,5 persen. Angka elektoral Gerindra di mata warga nahdliyin ini tercatat paling tinggi dari lima survei terakhir yang digelar Litbang Kompas.
Sementara itu, Partai Golkar cenderung berada di rentang 7-9 persen dukungannya dari kelompok responden warga NU ini. Angka yang sama juga dialami oleh Partai Demokrat.

Setali tiga uang dengan Golkar dan Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang selama ini dikenal secara emosional dekat dengan warga NU juga masuk dalam kategori rentang elektoral 7-9 persen.

Terkait potensi elektoral PKB di mata warga NU ini memberikan sinyal yang makin menguatkan bahwa pilihan dari warga NU tidak serta merta tunggal kepada partai politik tertentu.

PKB sendiri di awal pendiriannya memang dibentuk dan dideklarasikan oleh tokoh-tokoh NU, terutama dengan ketokohan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Sebagai perbandingan, pada Pemilu 1999, PKB meraih 12,6 persen suara dengan berhasil merebut 51 kursi DPR (12,6 persen). Di Pemilu 2004, suaranya sedikit menurun menjadi 10,6 persen dengan jumlah kursinya meningkat menjadi 52 kursi (9,5 persen). Kemudian di Pemilu 2009 suaranya anjlok di angka 4,9 persen dengan perolehan 28 kursi (5 persen).

Elektoral PKB kembali meningkat di Pemilu 2014 yang mampu meraih 9,0 persen suara nasional dan berhasil merebut 47 kursi (8,4 persen).

Terakhir, di Pemilu 2019 suaranya kembali bertahan di angka 9,6 persen dengan 58 kursi (10,1 persen). Ke depan, tantangan PKB tidaklah mudah setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf berupaya menguatkan kembali komitmen NU pada khitahnya untuk tidak berpolitik praktis.

Di sisi yang lain pernyataan Ketua Umum PBNU beberapa kali bahwa NU menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan politik. Bahkan, wadah aspirasi politik warga NU tidak didominasi oleh PKB.

Bagaimanapun sejarah memang tidak bisa dihapuskan soal adanya hubungan antara warga NU dan PKB yang berlangsung alamiah karena ikatan historis.
Namun, memang tidak semua warga NU memilih PKB. Hasil survei Litbang Kompas menegaskan sinyalemen tersebut. Seperti yang dikutip di atas, pilihan warga NU menyebar ke banyak partai, tentu termasuk PKB. 

Kini, di tengah bursa bakal calon wakil presiden menjadi perbincangan, muncul nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang disebut-sebut akan dijodohkan mendampingi Ganjar Pranowo.

Hal yang sama juga digagas oleh Prabowo dan Anies yang berupaya mendekati tokoh-tokoh NU, seperti pertemuannya dengn Gubernur Jawa Timur Khofifah di dalam satu kesempatan. Tak pelak, NU akan menjadi variabel yang tidak bisa dinafikan.(Red/Xnews)
 

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.