Lelahnya Menunggu Cawapres

Partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo jelas terbagi menjadi dua poros utama. Kedua sumbu membawa calon presiden yang berbeda. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo termasuk dalam koalisi pertama. Di poros lainnya adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kemudian nama dua menteri di kabinet Jokowi diharapkan menjadi cawapres keduanya. 

Kesepakata Partai PPP berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang keduanya mengusung Ganjar sebagai calon presidennya. Namun, dia tidak memastikan nasib Aliansi Indonesia Bersatu (KIB) - koalisi yang awalnya dibentuk PPP dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar - akan runtuh. Sejauh ini, Golkar dan PAN belum mengumumkan realisasi calon presiden. Tak ada yang berani membeberkan identitas wakil presiden tersebut. Benarkah calon yang diusulkan itu termasuk di antara tujuh nama yang disebut Presiden Jokowi.

April lalu, Jokowi menetapkan tujuh calon wakil presiden. Ketujuh nama tersebut adalah Sekretaris BUMN Erick Thohir; Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno; Menko Polhukam Mahfud Md.; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Muhaimin Iskandar, Presiden Partai Kebangkitan Bangsa; Airlangga Hartarto, ketua partai Golkar; dan Gerindra Prabowo, Managing Director Subianto.

Partai PPP sudah memutuskan kriteria kenaikan cawapres. Kriterianya adalah kualifikasi yang cukup, modal sosial yang baik, latar belakang yang baik dalam kerangka pemerintahan dan PPP, atau minimal kartu anggota PPP. Dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan enam partai koalisi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa malam, 2 Mei 2018, juga dibahas calon presiden dan wakil presiden. Mereka membahas rencana pembentukan dua sumbu pada Pemilu 2024. Poros pertama akan mendukung Ganjari. Kemudian kubu lain mendukung Prabowo. 

Beberapa pendukung partai senior di pemerintahan yang dimintai konfirmasi membenarkan informasi tersebut. Dikatakan bahwa jika satu poros maju ke putaran kedua, bantalan lainnya akan membantu. Mereka juga menyebut nama Sandiaga dan Erick disebut-sebut dalam pertemuan itu. Keduanya mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Ada kemungkinan Sandiaga berhubungan dengan Ganjar. Kemudian Erick dipasangkan dengan Prabowo.
PPP lewat ketumnya tak mau menyebutkan nama-nama yang dibicarakan presiden dan pimpinan partai. Namun, Mardiono membenarkan adanya pembicaraan tentang calon wakil presiden. Pimpinan PAN  mengatakan partainya belum memutuskan calon presiden yang akan dicalonkan. Namun PAN sudah mencalonkan Erik sebagai calon wakil presiden. PAN memang sedari awal mendukung Erick untuk mendukung Ganjar. Ia mengaku partainya akan segera mendeklarasikan Ganjar jika Erick terpilih sebagai calon wakil presiden. 

Saat ini ada kemungkinan membentuk tiga koalisi. Pertama, koalisi pro-Ganjari pimpinan PDIP. Kedua, koalisi besar yang dibentuk oleh beberapa partai berkuasa untuk mendukung Prabowo. Kemudian Koalisi Perubahan, gabungan dari Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat, dengan Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Keanggotaan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk oleh PKB dan Gerindra kemungkinan akan bertambah. Golkar bergabung dengan koalisi itu. Bisa jadi koalisi besar menyepakati Prabowo sebagai calon presiden. Sementara itu, isu calon wakil presiden terkait kesepakatan antara PKB dan Gerindra yang diputuskan oleh Muhaimin Iskandar dan Prabowo. 

Tapi apapun langkah partai jangan sampai membuat audien pemilih nya sampai kelelahan dari manuver Sana-sini yang tak kunjung terjadi. Cawapres memang penting tetapi ingat bahwa suguhan peta koalisi dan intrik politik tingkat atas yang dipertontonkan bisa jadi memuakkan pemilih. Sejauh ini peran publik hanya memprediksi namun mereka punya tenggat waktu yang akhirnya sebagus apapun calonya akan terlihat biasa saja.