• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

KISAH INSPIRATIF 13

Administrator  • 2024-05-04 23:40:06

KISAH INSPIRATIF 13 buya hamka

Kisah inspiratif selanjutnya yang juga sangat terkenal di Indonesia adalah mengenai kemuliaan hati Buya Hamka, sastrawan dan ulama besar Indonesia.

Dalam dunia literasi tanah air, Hamka adalah nama besar. Karya-karya fenomenalnya seperti Tenggelamnya Kapal Van Der WijckDi Bawah Lindungan Ka’bah, Terusir dan Merantau ke Deli telah menjadi legenda sastra tanah air.

Akan tetapi tidak banyak yang tahu bahwa ternyata di balik tulisannya yang luar biasa, Hamka juga memiliki hati yang mulia dan penuh maaf. Salah satu cerita inspiratif kehidupan nyata tentang dirinya satu ini menjadi buktinya.

Pada masa order lama,

Hamka kerap menjadi obyek fitnah dan serangan terkait profesinya sebagai seorang ulama dan juga sastrawan. Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Lekra atau Lembaga Kebudayaan Rakyat adalah dua organisasi yang rajin menyerang Hamka. Bahkan, banyak buku-buku Hamka yang dibakar oleh Lekra.

Saat itu, Pramaoedya Ananta Toer, penulis novel tetralogi Pulau Buru, memimpin satu surat kabar bernama Harian Bintang Timur. Nah, surat kabar pimpinan Pramoedya ini seringkali menyerang Hamka, termasuk dengan mengatakan bahwa roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk adalah sebuah plagiat.

Namun yang paling berdampak ketika opini yang dihembuskan Harian Bintang Timur mengarahkan Hamka pada tuduhan perencanaan kudeta. Sebuah tuduhan yang membuat sang penulis besar Indonesia berakhir selama 2,5 tahun dalam penjara.

Menariknya setelah ia bebas dari penjara, Hamka tidak sedikit pun merasa dendam kepada Pramoedya.

Bahkan ketika Pramoedya mengutus puterinya yang hendak menikah untuk datang kepada Hamka dan meminta bimbingan agama, Hamka menyanggupinya dengan hati lapang. Dalam salah satu ceramahnya, Hamka juga sangat bersyukur telah dipenjara karena dengan cara itulah ia bisa menyelesaikan mahakarya terbesarnya; Tafsir Al-Azhar.

Keputusan Pramoedya yang mengutus anaknya untuk menemui Hamka dinilai sebagai satu simbolik permintaan maaf tulus darinya. Di pihak lain, kesediaan Hamka memenuhi permintaan maaf Pramoedya juga menjadi satu bukti bahwa Hamka telah memaafkannya pula.

Hari ini kita mengenang keduanya; baik Hamka mau pun Pramoedya, sebagai sastrawan besar Indonesia. Sebagai generasi yang hadir belakang mereka, kita banyak belajar dan mengambil teladan dari keduanya.

- Penulis Gunung -

             -V7-

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.