• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

Indonesia Setelah Pemilu Turki

Administrator  • 2024-04-26 07:32:21

Indonesia Setelah Pemilu Turki Sumber: Finance Times

Turki sudah menyesaikan pemilu dengan damai, peminpin petahana masih memiliki tempat khusus dihati rakyatnya walaupun puluhan tahun memimpin dengan banyak gejolakn di dalamnya.

Pemilu tahun 2023, di mata pendukung perubahan di Turki, kerap digambarkan sebagai pertarungan upaya memulihkan negeri itu ke jalan demokrasi melawan rezim otoritarian. Kubu oposisi melalui figur kandidat Kemal Kilicdaroglu menjanjikan kembalinya Turki pada norma demokratis, mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih konvensional, dan memperbaiki hubungan dengan Barat.

Menghadapi kubu petahana, dengan Erdogan sebagai sosok kuat, yang berkuasa sejak 2002, mereka melukiskan kekuasaan Erdogan sebagai ancaman terhadap demokrasi. Seluruh alat negara dalam cengkeraman kaki satu orang, demikian Kilicdaroglu menyebut pemerintahan Erdogan.

Optimisme mereka sempat melambung di putaran pertama. Solid menggalang koalisi enam partai, menghasilkan kekuatan oposisi terkokoh dalam satu generasi. Banyak faktor seolah mendukung dan ”merestui” gerakan mengakhiri dua dekade perjalanan politik Erdogan. Krisis ekonomi terburuk sejak 1990-an dan isu penanganan gempa, yang menewaskan 50.000 orang lebih, Februari lalu, dirasa bisa jadi kartu truf.


Presiden petahana Turki Recep Tayyip Erdogan resmi terpilih kembali menjadi presiden Turki usai berhasil memenangkan pemilihan presiden putaran kedua di Turki dan mengalahkan pesaingnya Kemal Kilicracoglu. Ini merupakan kali ketiga Erdogan menjadi Presiden Turki sejak pertama kali menjabat sebagai presiden sejak tahun 2014.

Namun, semua itu tidak cukup untuk menghentikan Erdogan. Meskipun gagal mengunci kemenangan langsung di putaran pertama, 14 Mei lalu, karena tak mampu memperoleh dukungan mayoritas pemilik suara, Erdogan (69) memenangi putaran kedua. Ia meraup dukungan lebih dari 52 persen suara pemilih dan memperpanjang masa jabatannya pada periode ketiga.

Sesuai konstitusi, meski lebih dari 47 persen pemilih tidak mendukungnya, hasil itu menjadi landasan berlanjutnya pemerintahan Erdogan. Namun, hasil pemilu itu juga menggambarkan keterbelahan rakyat Turki yang dalam. Menyatukan kembali rakyat Turki menjadi salah satu pekerjaan rumah Erdogan. Dalam pidato perayaannya, ia menyebutkan satu-satunya pemenang adalah rakyat Turki.

Namun, retorika itu harus dibuktikan, tak hanya dalam orasi di podium, tetapi juga dalam tata kelola pemerintahan. Pada dekade pertama jabatannya, Erdogan sukses dalam transformasi ekonomi Turki. Namun, pada tahun-tahun belakangan, terutama setelah upaya kudeta gagal tahun 2016, ia disorot karena memberangus kebebasan dan media, serta mengonsentrasikan kekuasaan di kaki dan tangannya.

Pekerjaan rumah lainnya adalah membenahi ekonomi Turki. Tingkat inflasi yang pernah menembus 85 persen tahun lalu, sehingga mengerek harga kebutuhan pokok, telah mendorong Turki dalam krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Di kawasan dan global, Turki juga memegang peran penting. Cara Erdogan memimpin dalam lima tahun ke depan, termasuk awal 100 tahun kedua Republik Turki sejak didirikan Mustafa Kemal Ataturk pada 1923, bakal memengaruhi dinamika kawasan dan dunia. Bagi Erdogan, ini kesempatan untuk dikenang sebagai pemimpin dengan kontribusi berharga bagi Turki dan dunia, selain sebagai pemimpin terlama. Maka pola diplomasi apa lagi yang akan dipakai kita dengan kemenangan Erdogan untuk kesekian kalinya? (Red/Xnews)
 

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.