• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

Sulitnya Mengurai Masalah Sampah

Administrator  • 2024-05-02 09:56:54

Sulitnya Mengurai Masalah Sampah Sumber: Detik

Indonesia masih punya masalah serius pada pengelolaan sampah. Kota-kota besar kita adalah lumbung penyumbang sampah yang sulit terurai. Sampah tidak lagi menjadi persoalan di negara maju. Yang dibutuhkan adalah kemauan dari pemimpin daerah dan warganya.

Tumpukan sampah kerap terlihat di Jalan Dr Djunjunan, Bandung. Padahal, itulah salah satu pintu masuk Kota Bandung, yang dulu disebut sebagai Paris van Java.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2022, total timbunan sampah nasional tercatat mencapai 21,1 juta ton. Namun dari total timbunan sampah itu, hanya 65,71 persen (13,9 juta ton) yang terkelola, sisanya 34,29 persen (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Dibanding kota-kota lain, nasib Bandung lebih buruk karena terbakarnya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Akibatnya, sampah dari rumah-rumah tangga tidak dapat dikumpulkan apalagi diolah di TPA. Sampah-sampah itu yang kemudian ditimbun di berbagai tempat sehingga menodai wajah kota.

Sudah lama problem ini telah diidentifikasi. Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono misalnya, mengungkapkan dari total produksi sampah Bandung 1.500 ton per hari ternyata 700 ton di antaranya sampah makanan.

Data tersebut memprihatinkan. Karena berdasarkan laporan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, kehilangan dan pemborosan makanan (food loss and waste/FLW) pada setiap tahap rantai pasok makanan mencapai Rp 213 triliun-Rp 551 triliun per tahun. Ini nilai yang besar oleh karena mencapai 4-5 persen produk domestik bruto Indonesia per tahun.

Dari persoalan sampah makanan itu, idealnya kita belajar bagaimana menuntaskan persoalan sampah secara holistik sejak dari hulu. Bangsa ini misalnya, punya kultur untuk menjamu tamu dengan sebaik-baiknya. Namun ada pula kultur di bangsa lain yang terlebih dahulu mendaftarkan siapa saja yang hendak menghadiri sebuah acara atau perjamuan. Dengan kultur itu, tidak ada pemesanan makanan secara berlebih dan tidak ada makanan yang terbuang percuma saat ada begitu banyak orang yang membutuhkan makanan.

Dari sisi hilir, ada begitu banyak teknologi pengolahan sampah yang dapat diterapkan. Mulai dari pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo di Surabaya, Jawa Timur, ambil contoh, mampu menghasilkan listrik 12 megawatt melalui pengolahan sampah 1.000 ton per hari.

Teknologi-teknologi itu bukan saja telah ditemukan tetapi telah diimplementasikan. Sampah tidak lagi menjadi persoalan di negara maju. Sampah bahkan telah menjelma menjadi berkah tidak saja beban. Yang dibutuhkan untuk mengurai urusan sampah dengan demikian adalah, ada tidaknya kemauan dari pemimpin daerah dan warganya

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.