• Subscribe
  • Email
    • Gmail
    • Yahoo
  • lorem ipsum

Setelah Lebaran Berlalu

Administrator  • 2024-04-30 05:35:20

Setelah Lebaran Berlalu Ilustrasi mudik. (dok/ist)

IDUL Fitri atau yang lebih akrab di masyarakat disebut dengan Lebaran pada 1445 H ini atau 2024 sudah berlalu. Setelah didahului dengan ritual mudik yang sudah menjadi tradisi sejak dulu, dilanjutkan lebaran yang diisi dengan silaturahmi, dan kembali disibukkan untuk balik ke tempat awal.

Nuansa mudik seperti kita tahu, amat menguras energi, waktu dan biaya yang tidak sedikit, dengan moda transportasi apa pun yang digunakan. Baik mobil pribadi atau bahkan motor, maupun angkutan umum seperti bus, kapal laut, pesawat atau kereta api. Kelelahan pasti akan menghinggapi, apalagi bila tetap menjalankan ibadah puasa, dijamin akan semakin 'menderita'.

Mudik memang menjadi sesuatu yang sakral bagi masyarakat kita. Bukan semata-mata kebiasaan atau budaya untuk berkumpul saat lebaran, namun ada nilai-nilai religius yang membuat seberat apa pun perjuangan mudik, mereka tetap akan berusaha keras untuk melakukannya. Ada perasaan sedih yang teramat sangat, bila orang tua mendapati ada anaknya yang tidak pulang mudik.

Dengan kata lain, Idul Fitri dimaknai bukan sekadar tentang hari perayaan hari besar Islam, memakai pakaian baru, makanan berlimpah di meja dan hal-hal lain yang serba istimewa, Idul Fitri juga dimaknai sebagai bentuk refleksi diri, bentuk rasa syukur, dan kegembiraan. Idul Fitri benar-benar menjadi hari yang sangat istimewa.

Bagi masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan, mereka akan rela menyisihkan penghasilan pada setiap bulannya, untuk ditabung agar bisa dipakai mudik pada lebaran berikutnya. Bila hanya mengandalkan tyunjangan hari raya (THR) bagi pekerja pabrik atau karyawan swasta, rasanya cukup berat untuk bekal mudik. 

Sebab mereka tidak hanya memikirkan ongkos pulang pergi, atau bahan bakar dan tarif tol kalau menggunakan kendaraan pribadi, tapi juga berpikir oleh-oleh apa yang akan dibawa pulang, serta uang yang akan diberikan kepada orang tua atau saudara. Namun semua itu terbayar lunas bila bertemu dengan keluarga dan sanak saudara dalam kondisi sehat.

Kini setelah lebaran berlalu, mereka tengah bersiap untuk balik kembali ke perantauan, yang umumnya di kota-kota besar. Memulai perjuangan kembali dengan segala jerih payahnya. Namun bekal dari bertemu keluarga dan saudara, membuat mereka dihinggapi optimisme untuk mewujudkan mimpi-mimpi kehidupan mereka. Seakan mendapat dukungan moral menuju medan pertempuran.

Setelah lebaran berlalu, kenyataan hidup harus mereka jalani. Berlelah-lelah, membanting tulang memeras keringat demi memenangkan persaingan untuk bisa menjalani kehidupan bersama keluarga. Di tengah naiknya harga-harga kebutuhan pokok, ditambah risiko PHK yang selalu menghantui para pekerja, mereka harus tetap mampu bertahan. (nm)

View reactions (729)
Add Comment
2 Comments
  • @russel


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
  • @carlf


    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.