KISAH INSPIRATIF 37
Gus Dur
Secarik Kisah Inspiratif Gus Dur: Teologi Pembebasan
Sebagian dari kita, kaum muda terutama kalangan milenial yang lahir di tahun 2000an tentu mengalami kebingungan ketika ditanya mengenai sosok Gus Dur. Hal tersebut sangat wajar, mengingat Gus Dur lahir di tahun 1940 dan beliau wafat tahun 2009.
Ingatan sebagian besar masyarakat tentang Gus Dur adalah jargon khasnya Gitu Saja Kok Repot. Sebuah jargon yang mungkin berkesan meremehkan suatu masalah. Namun, justru jargon tersebut menyimpan makna agar kita selalu optimis dalam menghadapi berbagai masalah yang rumit dengan kepala yang dingin.
Gus Dur adalah nama panggilan yang kemudian justru menjadi nama yang melekat pada beliau bahkan hingga beliau wafat, nama itulah yang selalu kita ingat. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah nama lahir beliau yang diberikan oleh ayahnya K.H Wahid Hasyim. Namun, berjalannya waktu nama itu diganti menjadi Abdurahman Wahid, di mana nama belakang mengikuti nama ayahnya.
Seorang pembelajar dan kutu buku, iya benar kata-kata itu sangat menggambarkan sosok Gus Dur. Dari kecil Gus Dur menjadi seorang pembelajar yang sangat tekun, beliau cerdas, dan tidak pernah berputus asa dalam menuntut ilmu. Gus Dur bersekolah mulai dari sekolah yang jaraknya dekat hingga jaraknya jauh.
Gus Dur merupakan pribadi yang menolak pengkultusan terhadap nasab, jadi meskipun beliau lahir dari keturunan ulama besar pendiri Nahdatul Ulama/NU dengan keras beliau menolak diberlakukan istimewa oleh orang di sekitarnya. Nah bagaimana Gus Dur membawa teologi pembebasan? Dapat kita mengerti, manusia hidup di dunia tentu saja membutuhkan kehidupan yang sejahtera, adil, dan jauh dari ketimpangan. Proses untuk mewujudkan kesejahteraan harus dipahami sebuah aspek yang melekat dalam masyarakat. Agama, politik, sosial, budaya, serta ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dalam masyarakat. Nah dari situlah Gus Dur memberikan sebuah tawaran untuk membebaskan manusia dari struktur yang tidak berkeadilan.
Bukan hanya omong kosong, beliau berkeadilan membuktikannya, berbagai karya Gus Dur tentang gagasan semangat transformasi untuk membebaskan masyarakat dari struktur yang timpang misalnya buku Mengurai Hubungan Agama dan Negara di dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana tugas negara dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan melalui ajaran moral yang dibawa oleh Islam.
Gus Dur sendiri memiliki pemikiran mengenai teologi pembebasan yang sangat jelas. Beliau memperjuangkan dengan demokrasi yang mengambil prinsip kebebasan dan persamaan, tetapi tidak menghapus nilai spiritualisasi agama. Seperti contoh kebebasan berpikir. Gus Dur lebih mengutamakan keadaan tetap damai dan tetap mengutamakan sikap menghargai sesama.
Sungguh luar biasa kisah dari Gus Dur bukan? Dari sikapnya Gus Dur dijuluki dengan bapak perdamaian dan toleransi. Karena beliau sangat mengutamakan adanya perdamaian dan menjunjung sikap toleransi. Banyak hal yang dapat kita petik dari perjalanan hidup Abdurrahman Wahid/Gus Dur untuk menjadikan Negeri ini lebih maju.
- Nabila Aulia N -
- V7 -
@russel
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.
@carlf
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Ea, iusto, maxime, ullam autem a voluptate rem quos repudiandae.